Sejarah Anime: Sejak 1907 hingga Mewabah ke Indonesia

Para penggemar anime atau kartun Jepang wajib mengetahui sejarah anime, mulai dari awal perjalanannya hingga akhirnya masuk dan mewabah di Indonesia.

Ada beragam tontonan yang dapat kita nikmati hingga saat ini, dan ternyata anime juga turut berkontribusi terhadap kemajuan industri perfilman Negeri Matahari Terbit.

Anime yang pada awalnya hanya gambar bergerak sederhana hingga kini menjadi animasi dengna grafis berkualitas tinggi tentu tak semudah itu perkembangannya.

Sejarah Anime

Istilah anime muncul dalam bentuk tulisan tiga karakter Katakana yang diambil dari bahasa Inggris “Animation” dan diucapkan sebagai “anime-shon”.

Anime pertama kali dibuat pada tahun 1907 dengan durasi gambar bergerak selama tiga detik saja, yang menampilkan sosok anak laki-laki memegang dan mengangkat topi sebagai tanda hormat.

Sepuluh tahun setelahnya, pada tahun 1917 muncul sebuah karya animasi bisu dengan durasi lima menit oleh Oten Shimokawa melalui anime berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki.

Oten mengklaim meski berdurasi lima menit, namun proses pengerjaan film anime ini memakan waktu hingga enam bulan.

Oten bersama dengan Jun'ichi Kouchi dan Seitaro Kitayama, merupakan generasi animator Jepang pertama sehingga dijuluki sebagai Bapak Anime.

Kemudian tahun 1927, Amerika Serikat hadir dengan film animasi bersuara, di tahun yang sama Jepang melakukan hal serupa.

Jepang menciptakan karya anime Noburo Ofuji, yang telah berkembang menjadi film animasi singkat lengkap dengan lagu dan suara.

Sejak saat itu, Jepang semakin serius dalam mengembangkan karya anime dan terus berkembang hingga zaman Perang Dunia ke-II.

Dua karya seperti Momotaro no Umiwashi (1943) beserta sekuelnya, Momotaro: Umi no Shinpei (1945) hadir sebagai film anime propaganda berdasarkan hasil adaptasi cerita legenda terkenal Jepang.


Astroboy anime Jepang pertama tayang di Amerika Serikat

Terus berkembang, akhirnya perjalanan anime semakin populer dan dikenal luas, seperti anime Astro Boy karya Osamu Tezuka pada tahun 1963.

Bahkan, Astro Boy menjadi anime Jepang pertama yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dan ditayangkan di Amerika Serikat pada saat itu.

Astro Boy menjadi gerbang pertama yang membuka jalur untuk anime Jepang semakin marak diproduksi dan semakin diketahui banyak orang.

Tak heran jika hingga sampai sekarang, anime dan manga merupakan dua produk andalan Jepang yang paling berpengaruh di seluruh dunia.

Anime Jepang mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya, Wanpaku Omukashi Kumu Kumu merupakan anime dengan 26 episode yang dapat dinikmati masyarakat Indonesia melalui tayangan di TVRI.

Doraemon anime paling difavorit di kalangan masyarakat Indonesia

Seiring dengan kemunculan stasiun swasta seperti RCTI, anime perlahan mengudara seperti serial Doraemon yang disiarkan setiap Minggu pagi.

Tak disangka, respons masyarakat Indonesia begitu luar biasa menyambut tontonan Doraemon.

Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa gemar mengikuti anime dengan ikon robot lucu menggemaskan yang punya pintu ke mana saja ini.

Tak mau ketinggalan, menyusul popularitas Doraemon, pada 1995, Indosiar didirikan dan ikut menyiarkan anime Dragon Ball yang juga tayang setiap Minggu pagi.

Film anime ini kebanyakan diadaptasi dari serial manga (komik), namun ada juga beberapa seri anime original atau seri anime yang tidak diadaptasi dari serial manga.

Di era awal 2000-an, SCTV mulai mengikuti jejak RCTI dan Indosiar, dengan menyiarkan Samurai X yang ditayangkan dari Senin hingga Jumat pada pukul 15.00 WIB.

Daftar anime yang masuk pun kian bertambang, seperti anime Let's & Go, Chibi Maruko Chan, Hamtaro, P-Man, One Piece, Crayon Shinchan, Yu-Gi-Oh!, dan Beyblade.

Ada pula Digimon Adventure, Detective Conan, Inuyasha, Ninja Hattori, Pokémon, Crush Gear, dan Bleach. Kemudian Hachi, Captain Tsubasa, Slam Dunk, Nube, Hunter x Hunter, Ghost at School, Whistle, Yu Yu Hakusho, hingga Naruto Shippuden.

Kini, perkembangan anime di Indonesia semakin mewabah, buktinya banyak komunitas penggemar anime yang disebut Otaku, atau di Indonesia kerap disebut dengan Wibu.

Jepang memang tak salah target, penggemar manga dan anime di Indonesia, khususnya yang telah menginjak usia dewasa, merupakan pasar yang potensial bagi industri perfilman Jepang.

Saat ini mulai dari serial anime yang memiliki ratusan episode hingga film anime yang disiarkan di layar bioskop, mulai memiliki penggemar setia di Tanah Air. 

Komentar